BRITABARU.COM, JAMBI – Sejumlah media asing menyoroti kaburnya puluhan narapidana (napi) dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kutacane, Aceh Tenggara, Indonesia. Insiden yang terjadi pada Senin, 10 Maret 2025, tersebut menarik perhatian berbagai media internasional seperti Daily Mail, The Star, Metro UK, dan BBC.
Kronologi Pelarian Massal
Sekitar 50 narapidana berhasil melarikan diri dengan menjebol tiga pintu pengamanan lapas menjelang waktu berbuka puasa. Video rekaman kejadian yang beredar luas di media sosial menunjukkan para napi berlarian melewati pintu lapas yang telah rusak, melompati pagar depan, lalu menyebar ke berbagai arah. Warga sekitar yang menyaksikan peristiwa itu dilaporkan sempat panik.
Melansir CNN Indonesia, Sabtu (15/3/2025) Daily Mail melaporkan bahwa kejadian ini berlangsung begitu cepat, menyebabkan petugas keamanan kewalahan dalam mengendalikan situasi. Sementara itu, Metro UK menyoroti bahwa kondisi lapas yang kelebihan kapasitas menjadi salah satu faktor utama yang mempermudah para napi untuk melarikan diri.
Upaya Pengejaran dan Tanggapan Kepolisian
Pihak kepolisian dan aparat keamanan segera dikerahkan untuk mengejar para napi yang masih buron. The Star melaporkan bahwa hingga Rabu pagi, 26 napi telah berhasil ditangkap kembali, sementara 26 lainnya masih dalam pencarian. Kepolisian juga meminta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi jika melihat atau mengetahui keberadaan napi yang melarikan diri.
Hingga saat ini, pencarian masih berlangsung dengan melibatkan tim gabungan dari kepolisian daerah dan satuan khusus guna mempercepat proses penangkapan.
Sorotan Terhadap Sistem Pemasyarakatan Indonesia
BBC News menyoroti insiden ini sebagai bagian dari permasalahan yang lebih luas dalam sistem pemasyarakatan Indonesia. Mereka mencatat bahwa kejadian ini menambah daftar panjang pelarian massal dari lapas yang menunjukkan perlunya reformasi dalam sistem keamanan penjara di negara ini.
Metro UK juga membandingkan kasus di Aceh dengan insiden serupa di berbagai negara, menekankan bahwa kelebihan kapasitas tahanan sering kali menjadi pemicu utama pelarian massal.
Sementara itu, Daily Mail menambahkan bahwa beberapa keluarga napi yang melarikan diri telah diperiksa oleh pihak berwenang untuk menyelidiki kemungkinan adanya bantuan dari pihak luar dalam aksi pelarian tersebut.
Insiden kaburnya 50 napi dari Lapas Kutacane menjadi sorotan dunia dan mengungkap kelemahan dalam sistem pemasyarakatan Indonesia. Kasus ini semakin menegaskan perlunya peningkatan fasilitas keamanan serta reformasi dalam pengelolaan lapas yang mengalami kelebihan kapasitas guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang. (Red)