BRITABARU.COM, JAMBI – Konten kreator dan influencer terkenal, Willie Salim, kembali menjadi sorotan publik setelah mengunggah video kontroversial tentang hilangnya 200 kg rendang yang dimasaknya di Pelataran Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang, pada Selasa sore, 18 Maret 2025. Unggahannya itu menimbulkan reaksi keras dari masyarakat dan berujung pada laporan ke pihak berwajib.
Viralnya Video ‘Rendang Raib’
Dalam videonya, Willie Salim, yang dikenal dengan konten bagi-bagi rezekinya, mengklaim bahwa rendang yang ia masak hilang saat ia meninggalkan lokasi selama satu menit untuk ke toilet. Dalam rekaman tersebut, seorang polisi yang berjaga di area itu mengatakan bahwa warga tidak bisa dicegah meskipun rendang masih dalam kondisi basah dan panas karena santannya belum mengering.
Unggahan itu langsung viral di media sosial dan menuai berbagai reaksi. Banyak pihak menganggap bahwa video tersebut memberi stigma negatif kepada warga Palembang. Konten ini bahkan memicu kecaman dari berbagai tokoh masyarakat dan melahirkan tiga laporan ke Polda Sumatera Selatan.
Laporan Polisi dan Kecaman dari Berbagai Pihak
Menurut laporan Antara, Rabu, 26 Maret 2025, tiga laporan resmi telah diajukan ke Polda Sumsel terkait unggahan Willie Salim. Laporan tersebut berasal dari pengacara Ryan Gumay dan Agung Wijaya, serta kreator konten asal Palembang, Rendy Aditya alias Rondoot.
Selain itu, Sultan Palembang Darussalam, YM Sultan Mahmud Badaruddin IV Raden Muhammad Fauwas Diradja, meminta Willie Salim untuk melakukan tradisi tepung tawar sebagai bentuk permintaan maaf menurut adat Melayu Palembang.
Polisi Mulai Memeriksa Pelapor dan Saksi
Penyidik Ditreskrimsus Polda Sumatera Selatan telah mulai memeriksa pelapor dan saksi terkait unggahan Willie Salim. Melansir Tempo.co, Kasubdit V Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel, AKBP Dwi Utomo, menyatakan bahwa pihaknya telah meminta keterangan dari pelapor dan tiga saksi dalam pemeriksaan yang berlangsung selama hampir 12 jam, dari pukul 15.30 hingga 03.30 WIB, Selasa, 25 Maret 2025.
“Kami masih mendalami keterangan saksi sebelum mengambil langkah berikutnya, termasuk pemanggilan terhadap Willie Salim,” ujar AKBP Dwi Utomo.
Pihak Ryan Gumay Law Firm mengungkapkan bahwa mereka telah menjalani pemeriksaan dan menjawab 18 pertanyaan dari penyidik terkait laporan tersebut.
Kemarahan Warga Palembang
Video yang diunggah Willie Salim dianggap mencoreng nama baik Kota Palembang. Sejumlah warga mengungkapkan kekecewaannya terhadap konten tersebut. Seorang warga bernama Riki menegaskan bahwa identitas sosial Kota Palembang harus dipulihkan melalui tanggung jawab dari Willie Salim.
“Palembang selama ini dikenal sebagai kota yang bersih, aman, rapi, dan indah (BARI). Apa yang dilakukan Willie Salim telah mencoreng citra tersebut,” ujar Riki.
Senada dengan itu, warga lainnya, Irwanto, mengaku tidak percaya bahwa 200 kg rendang bisa raib dalam waktu singkat. Kejadian ini pun menjadi bahan perbincangan luas di media sosial, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Willie Salim Akhirnya Minta Maaf
Tiga hari setelah unggahannya viral dan menuai kontroversi, Willie Salim akhirnya memberikan klarifikasi dan permintaan maaf melalui media sosialnya.
“Saya minta maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Palembang yang merasa tersakiti,” tulis Willie dalam unggahannya.
Namun, hingga berita ini ditulis, konten bertajuk “Rendang 1 Ekor Sapi!! Palembang” masih dapat diakses di kanal YouTube dan Instagramnya.
Tokoh-Tokoh Ikut Berkomentar
Kontroversi ini juga menarik perhatian tokoh-tokoh asal Sumatera Selatan, seperti Helmy Yahya, Anwar Fuadi, Fenita Arie hingga Ustadz Abdul Somad.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Ustadz Abdul Somad meminta warga Palembang untuk menjaga kehormatan kotanya, sementara Anwar Fuadi mendesak agar Willie Salim menghapus videonya.
Kasus Serupa: Ketika Konten Kreator Berujung di Penjara
Kontroversi yang menyeret Willie Salim ini mengingatkan publik pada beberapa kasus konten kreator yang berujung pada proses hukum. Sebut saja Youtuber Ferdian Paleka yang sempat dipenjara karena membuat konten prank sembako sampah untuk transpuan di tengah pandemi COVID-19. Ia bahkan sempat mengalami perundungan dari sesama tahanan sebelum akhirnya dibebaskan.
Ada juga kasus Edo Dwi Putra, Youtuber asal Palembang, yang membuat prank serupa dengan membagikan ‘daging kurban’ berisi sampah pada Idul Adha 2020. Aksi tersebut membuatnya harus berurusan dengan hukum.
Terakhir, TikToker Galih Loss ditangkap Polda Metro Jaya pada April 2024 karena membuat konten yang dianggap menistakan agama. Dalam videonya, ia bercanda dengan seorang bocah yang menyerempet bacaan Taawudz, sehingga menuai kecaman luas.
Akankah Willie Salim Menghadapi Jeratan Hukum?
Dengan laporan yang telah diajukan dan pemeriksaan yang tengah berjalan, publik kini menanti bagaimana kelanjutan kasus ini. Apakah Willie Salim akan menghadapi proses hukum seperti para konten kreator sebelumnya? Ataukah permintaan maafnya cukup untuk meredam kemarahan warga Palembang?
Seiring berkembangnya kasus ini, publik menanti bagaimana kepolisian dan masyarakat akan menyikapi permasalahan yang telah mencoreng citra Kota Palembang di mata dunia. (Red)