BRITABARU.COM, KOTA JAMBI – Seorang pria bernama Cecep Irawan, warga Kota Jambi, harus berurusan dengan hukum setelah nekat menggelapkan mobil pikap milik orang tua angkatnya. Aksi ini dilakukannya demi memenuhi kecanduannya terhadap judi online.
Kapolsek Jambi Selatan, AKP Helrawati Siregar, menjelaskan peristiwa bermula ketika korban, Nurhayati, berniat menjual mobil pikap miliknya seharga Rp 14 juta. Cecep yang juga anak angkatnya, mengaku tertarik membeli mobil tersebut, namun dengan kesepakatan pembayaran secara angsuran sebesar Rp 1 juta per bulan.
“Selama tiga bulan pertama, pelaku masih membayar cicilan. Namun setelah itu, pembayaran terhenti,” ujar AKP Helrawati, Kamis (29/5/2025).
Mobil Diam-Diam Dijual ke Luar Kota
Nurhayati mulai curiga saat Cecep tak lagi menepati janji pembayaran. Saat diminta penjelasan, Cecep tidak memberi jawaban yang memuaskan. Merasa ditipu, Nurhayati akhirnya melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian.
Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap bahwa mobil tersebut telah dijual oleh Cecep ke wilayah Sumatera Selatan dengan harga yang sama, yaitu Rp 14 juta. Transaksi penjualan dilakukan secara tidak resmi.
“Karena mobilnya dijual secara terputus (tanpa dokumen resmi), maka saat ini kami masih melakukan pencarian terhadap kendaraan tersebut,” ungkap Helrawati.
Uang Hasil Penjualan Mobil untuk Judi Online
Dalam pemeriksaan, Cecep mengakui seluruh perbuatannya. Uang hasil penjualan mobil itu dihabiskannya untuk bermain judi slot online.
“Iya, untuk judi online. Slot. Kalah main,” aku Cecep kepada petugas.
Kini, Cecep harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum. Ia ditahan dan dijerat dengan Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan, yang dapat diancam dengan hukuman penjara maksimal empat tahun.
Kasus Cecep menambah daftar panjang korban dan pelaku kejahatan akibat kecanduan judi daring yang makin marak belakangan ini. Pemerhati sosial meminta agar pemerintah, aparat, dan masyarakat bersinergi menanggulangi judi online yang telah merusak sendi-sendi kehidupan sosial, ekonomi, bahkan kekeluargaan. (Red)