BRITABARU.COM, KERINCI – Penemuan ladang ganja di kawasan kaki Gunung Kerinci beberapa waktu lalu menjadi perhatian publik. Namun, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BBTNKS) memastikan bahwa lokasi penemuan tersebut berada di luar kawasan taman nasional.
Kepala BBTNKS Haidir menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pengecekan langsung oleh Tim SMART Patrol TNKS, tanaman ganja ditemukan di wilayah yang termasuk dalam Areal Penggunaan Lain (APL), tepatnya di Desa Sungai Dalam, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci. Lokasi itu dipastikan tidak berada dalam kawasan konservasi Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
“Berdasarkan hasil pengecekan lapangan Tim SMART Patrol TNKS pada hari Minggu, 11 Mei 2025, diketahui bahwa koordinat penemuan tanaman ganja berada di luar TNKS. Ini sudah kami pastikan dengan memploting koordinat pada peta kawasan,” kata Haidir dalam keterangan tertulis, Senin (12/5/2025).
Pernyataan ini juga telah dikonfirmasi langsung dengan Kapolsek Kayu Aro dan Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TNKS. Haidir menambahkan, sebagai bentuk antisipasi lanjutan, timnya akan meningkatkan patroli untuk memastikan tidak ada aktivitas ilegal di dalam kawasan taman nasional, termasuk perladangan ganja.
“Tim SMART Patrol TNKS kembali melakukan penyisiran lokasi untuk meningkatkan pengamanan kawasan dan memastikan tidak ada tanaman ganja atau sejenisnya di dalam TNKS,” lanjutnya.
Sebelumnya, pada Rabu (30/4/2025), Tim Satresnarkoba Polres Kerinci berhasil menemukan ladang ganja berisi 19 batang tanaman di kawasan berbukit dekat kebun warga Desa Sungai Dalam. Penemuan tersebut berawal dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya aktivitas penanaman ganja di wilayah tersebut.
“Untuk barang bukti yang kita amankan ada 19 batang tanaman ganja. Tingginya sekitar 1,5 meter dan usia tanaman diperkirakan enam bulan,” ujar Kasat Narkoba Polres Kerinci, Iptu Yandra Kusuma.
Polisi melakukan penyisiran di sekitar lokasi penemuan, namun tidak ditemukan ladang ganja tambahan. Seluruh tanaman ganja yang ditemukan kini telah diamankan ke Mapolres Kerinci untuk penyelidikan lebih lanjut.
Yandra menegaskan bahwa hingga saat ini pihaknya masih memburu siapa pemilik atau penanam ganja tersebut. “Untuk pemilik masih dilakukan penyelidikan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita temukan pelakunya,” pungkasnya.
Temuan ini menjadi peringatan bahwa wilayah perbukitan di sekitar Gunung Kerinci, yang selama ini dikenal sebagai sentra pertanian dan objek wisata alam, berpotensi disalahgunakan untuk kegiatan ilegal. Meski tidak berada di dalam TNKS, kedekatannya dengan kawasan konservasi membuat pengawasan harus diperketat.
Kolaborasi antara kepolisian, BBTNKS, dan masyarakat menjadi kunci penting untuk menjaga kawasan ini tetap aman dari penyalahgunaan narkotika dan aktivitas melanggar hukum lainnya. (Red)
