BRITABARU.COM, BATANGHARI – Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Batanghari, Jambi, menunjukkan lonjakan signifikan pada awal tahun 2025. Data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Batanghari mencatat sebanyak 18 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam periode Januari hingga April 2025.
Angka ini naik drastis dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya mencatat empat kasus. Kenaikan tersebut menjadi perhatian serius pemerintah daerah, terutama karena mayoritas kasus terjadi di lingkungan rumah tangga.
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Batanghari, Neneng Eva Anggraeni, mengungkapkan dari total 18 kasus yang tercatat, sebanyak 11 kasus melibatkan perempuan sebagai korban, sedangkan tujuh lainnya menimpa anak-anak.
“Kasus kekerasan terhadap perempuan menjadi yang tertinggi selama empat bulan terakhir. Sebagian besar terjadi di lingkungan rumah tangga,” ujar Neneng.
Kecamatan Mersam Jadi Titik Rawan
Neneng juga mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus KDRT terhadap perempuan terjadi di Kecamatan Mersam. Berbagai faktor menjadi pemicu, namun masalah ekonomi disebut sebagai pemicu utama pertengkaran yang berujung kekerasan.
Selain perempuan, anak-anak juga menjadi korban kekerasan. Kasus terhadap anak dibagi ke dalam dua kategori, yakni kekerasan fisik dan pelecehan seksual.
“Untuk tahun 2025 ini, kasus pelecehan terhadap anak tidak terlalu menonjol, namun kekerasan fisik terhadap anak mulai banyak ditemukan,” tambah Neneng.
Langkah Pencegahan Terus Digencarkan
Menghadapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten Batanghari terus berupaya melakukan berbagai langkah preventif untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya dengan mengintensifkan program sosialisasi dan edukasi masyarakat, serta melibatkan peran aktif motivator dan tokoh masyarakat dalam mengkampanyekan pentingnya menjaga keharmonisan rumah tangga dan melindungi anak dari kekerasan.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif masyarakat Batanghari dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman, khususnya bagi kelompok rentan seperti perempuan dan anak-anak. (Red)