BRITABARU.COM, JAMBI – Puluhan rumah warga serta Masjid Amaliyah di Kota Jambi terendam banjir usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu pagi (30/3/2025).
Banjir yang melanda kawasan RT 10, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura, ini diduga merupakan dampak dari pembangunan Jambi Business Center (JBC). Ketinggian air di lokasi mencapai 50 cm, membuat warga kesulitan beraktivitas.
Banjir Kembali Terjadi, Warga Salahkan Pembangunan JBC
Menurut pengurus Masjid Amaliyah PKDP, Fikri, air mulai naik sekitar pukul 06.00 WIB saat hujan sedang deras. Masjid yang telah direnovasi dan ditinggikan hingga satu meter tetap tidak luput dari genangan air.
“Banjir kali ini masih masuk ke dalam masjid, padahal kami sudah melakukan renovasi. Rumah-rumah warga juga ikut terendam, kemungkinan ada puluhan rumah yang terdampak. Kami menduga ini akibat pembangunan JBC yang membuat daerah belakangnya, termasuk permukiman dan tempat ibadah, lebih sering mengalami banjir,” ujar Fikri seperti dikutip dari Detik.
Ia menjelaskan bahwa sebelum adanya JBC, kawasan tersebut merupakan daerah resapan air dengan aliran anak sungai besar yang mencegah banjir. Namun, sejak pembangunan JBC yang diresmikan oleh Gubernur Jambi Al Haris, warga mulai sering mengalami banjir.
“Kami tidak bermaksud menyalahkan JBC, tapi kenyataannya sejak ada bangunan itu, kawasan di belakangnya selalu terkena banjir. Kolam retensi yang seharusnya ada juga tidak dibangun, padahal itu penting untuk mengurangi risiko banjir,” tambahnya.
Menghambat Pelaksanaan Salat Idul Fitri
Fikri mengaku bingung dengan kondisi masjid yang masih terendam air menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Ia khawatir banjir yang belum surut akan menghambat pelaksanaan salat Id berjamaah.
“Kami pengurus masjid sekarang kebingungan bagaimana menyelenggarakan salat Id besok. Air belum surut, hujan juga masih turun. Jika kondisi ini bertahan hingga esok, maka salat Id yang sudah kami persiapkan jauh-jauh hari bisa saja batal,” tuturnya.
Selain itu, berbagai fasilitas masjid, termasuk karpet dan peralatan ibadah lainnya, ikut terendam dan tidak bisa digunakan. Ia juga menyoroti nasib warga yang rumahnya kebanjiran sehari sebelum Lebaran.
“Bukan hanya masjid, rumah warga yang sudah bersiap menyambut lebaran juga terendam. Semua ini terjadi karena JBC yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungannya,” katanya.
Desakan Evaluasi Pembangunan JBC
Fikri berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari pembangunan JBC. Ia meminta Gubernur Jambi Al Haris dan Wali Kota Jambi Maulana untuk turun tangan dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Kami harap Pemkot segera mengevaluasi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) JBC. Kalau perlu, cabut izinnya karena pembangunan ini terbukti berdampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan warga,” tegasnya.
Ia mengaku sudah menyampaikan keluhan ini kepada Gubernur dan Wali Kota, tetapi hingga kini belum ada tindakan tegas dari pemerintah daerah.
“Pihak JBC seolah melawan aturan terkait izin Amdal. Kolam retensi yang dijanjikan juga tidak dibangun dengan layak, hanya dibuat sekadarnya. Jika pemerintah tidak segera bertindak, warga akan terus mengalami banjir setiap kali hujan deras turun,” pungkasnya.
Pemerintah Masih Mendata Jumlah Korban Banjir
Sementara itu, Kepala Damkar dan Penyelamatan Kota Jambi, Mustari Affandi, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendataan terhadap jumlah rumah warga yang terdampak banjir serta kondisi infrastruktur yang terkena imbasnya.
“Saat ini masih dalam proses pendataan,” ujarnya singkat.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, terutama dengan mempertimbangkan dampak pembangunan JBC terhadap lingkungan dan warga sekitarnya. (Red)